Minggu, 17 November 2013

SMP Gelora Kelurahan Grogol Limo Depok Mengunjungi Kedutaan Besar Jepang

Kedutaan besar Jepang menerima Kunjungan SMP Gelora kelas 9 Mandiri


Sebanyak 40 orang siswa kelas 9 (Sembilan) Mandiri yaitu kelas 9.M.1 (20 orang siswa) dan kelas 9.M.2 (20 orang siswa) SMP Gelora Depok mengadakan kunjungan belajar ke Kedutaan Besar Jepang di Jalan M. H. Thamrin No. 24 Jakarta pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2013. Kunjungan tersebut merupakan kegiatan studi IPS kelas 9 dengan materi Mengenal Negara Maju dan Negara Berkembang.
Adapun yang menjadi tema kunjungan adalah:

“Mengenal Lebih Dekat Kedisiplinan dan Tanggungjawab para Pelajar Jepang untuk masa depan diri dan Bangsa serta Negaranya”
Karena baru pertama kali ini para siswa tersebut masuk gedung Kedubes dan Konsulat-Jenderal, maka mereka tampak terkejut menyaksikan ketatnya pengamanan di gedung tersebut.
Turut dalam rombongan yaitu:
  1. Ibu Aliyah, SAg, Kepala SMP Gelora Depok
  2. Bapak Jarwanto Setyo Nugroho, SPd, Guru IPS Kelas 9
  3. Bapak Syamsul Khoiri, SPd, Manager Marketing Ghamma D,Leader School
  4. Ibu Teti Kurnaeti, SPd , Wali kelas 9.M.1
  5. Ibu Juni Arantika, SPd, Wali kelas 9.M.2
  6. Bapak Diyoto, staf Ghamma D,Leader School
Rombongan SMP Gelora berkumpul di SMP Gelora sejak pukul 06.15 tetapi baru berangkat sekitar pukul 07. 45 karena menunggu kedatangan minibus dari Penerbit Erlangga.
Rombongan berangkat dengan menggunakan 3 unit mobil Ghamma D,Leader School dan 1 unit minibus dari Penerbit Erlangga. Rombongan tiba di Kedutaan Besar sekitar pukul 09.45, sedangkan waktu berkunjung yang disepakati oleh Kedutaan Besar Jepang adalah pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00, berarti rombongan SMP Gelora tiba lebih awal.
Tiba di Auditorium, mereka disambut oleh Ibu Riri , staf Bagian Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang dan Mr. Kubo, bagian Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta . Dalam sambutannya beliau mengajak para siswa untuk mengenal berbagai bidang profesi dan menjelaskan tugas-tugas Kedutaan Besar Jepang. Para siswa menonton video berjudul “Japan Sense of The World”. Para siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya seputar Jepang.
Dalam pertemuan itu, beberapa siswa SMP Gelora Depok mengemukakan beberapa pertanyaan, di antaranya:
  1. Bagaimana peran pemerintah dan sekolah di Jepang dalam mencerdaskan generasi muda
  2. Seperti kita ketahui bahwa Jepang merupakan Negara industry maju. Apakah penerapan teknologi modern sudah merambah di sekolah-sekolah di Jepang mulai dari tingkat Sekolah Dasar?
  3. Apa sajakah kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti para pelajar di Jepang dalam menunjang prestasi sekolah dan dirinya!
  4. Bagaimana tingkat kesadaran kedisiplinan para pelajar Jepang dalam menyelesaikan setap tugas yang diberikan kepadanya?
  5. Bagaimana mental para pelajar di Jepang dalam mengembangkan sikap budaya malu bila lalai dalam menyelesaikan kewajibannya?
  6. Apa sajakah hak dan kewajiban para pelajar di Jepang!
  7. Bagaimana hubungan orangtua, guru, dan sekolah, untuk para pelajar di Jepang dalam mendukung pencapaian prestasi siswa untuk keberhasilan masa depannya?
  8. Jelaskan mengapa di Jepang tingkat kemacetan lalulintas dapat diminimalisir!
Dari berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan, terkesan bahwa sebagian besar siswaSMP Gelora memang penasaran ingin tahu tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Dalam jawaban-jawaban yang diberikan oleh Mr. Kubo dan Ibu Riri, maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Pemerintah Jepang sangat memperhatikan kualitas pendidikan di Jepang melalui kementeriannya seperti Kementerian Mombugakagusho (Kementerian Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Jepang), bahkan setiap tahun Kedutaan Besar Jepang di Jakarta memberikan beberapa bea siswa bagi para pelajara tingkat SLTA untuk meneruskan kuliah D-3 dan S-1 di perguruan tingi-perguruan tinggi yang ada di Jepang
  2. Dunia pendidikan di Jepang sudah menerapkan teknologi, namun tetap saja pada saat pelajaran siswa tidak diperkenankan memainkan handphone atau telepon seluler.
  3. Di Jepang juga terdapat pemisahan kelas menurut gender yaitu kelas untuk siswa laki-laki dan siswa untuk perempuan
  4. Para pelajar di Jepang sudah dibiasakan dalam pengembangan kesadaran budaya malu jika tidak disiplin dan lalai dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepadanya
  5. Ekstrakurikuler di Jepang hampir sama dengan yang ada di sekolah-sekolah di Indonesia, hanya saja ada beberapa bidang yang diwajibkan seperti ekstra kurikuler beladiri seperti Judo, Karate,  untuk kesehatan, mental yang tangguh, kedisiplinan, tanggungjawab, dan kekuatan, namun tetap rendah diri, komitmen, dan saling menghormati. Dari setiap pentas seni segala urusan kegiatan diserahkan kepada para siswa dalam mengembangkan kreativitasnya, termasuk acara dan dekorasinya.
  6. Hubungan antara orangtua, guru, dan sekolah terbina dengan sangat baik dan terjalin komunikasi .
  7. Di Jepang kemacetan lalulintas dapat diminimalisir karena beberapa hal, diantaranya:
    • alat transportasi pendukung telah memadai bahkan sangat layak, seperti kereta api, bus,pesawat terbang, taksi, dan lain-lain, bahkan kereta api cepat Shinkansen tingkat keterlambatannya hanya sekian perdetik saja.
    • Harga mobil di Jepang sangat mahal dibandingkan dengan harga mobil di Indonesia, dan pembeliannya melalui prosedur yang ketat seperti jumlah mobil yang telah dimiliki oleh calon pembeli serta adakah tersedia garasi .
  8. Orang-orang di Jepang bila sudah memilih bidang yang digelutinya, maka dia akan fokus mendalaminya yang berarti sikap profesionalitas.
Pada kegiatan penutup tidak lupa disampaikan oleh pihak SMP Gelora kepada pihak Kedutaan Besar Jepang, bahwa mitra kerjasama kunjungan tidak hanya berhenti sampai kunjungan siswa tahun 2013 saja, tetapi tetap terjalin secara berkesinambungan seperti yang diutarakan oleh Bapak Jarwanto Setyo Nugroho, SPd yang mewakili SMP Gelora dan mendapatkan respon positif dari pihak Kedutaan Besar Jepang melalui Ibu Riri dan Mr. Kubo. Sebelumnya Bu Aliyah, SAg selaku Kepala SMP Gelora menanyakan perihal pertukaran siswa antara SMP Gelora dengan sekolah yang ada di Jepang kepada pihak Kedubes Jepang, namun pihak Kedubes Jepang melalui Ibu Riri menyatakan bahwa pertukaran antar siswa tingkat SMP belum dimungkinkan mengingat usia siswa SMP yang masih terlalu muda dan labil, tetapi bisa saja bila terjadi kesepakatan langsung dengan sekolah yang ada di Jepang melalui media on line. Sedangkan Bapak Syamsul Khoiri, SPd meminta kepada Mr. Kubo untuk memberikan motivasi kepada para siswa agar mampu menjadi pribadi yang berkualitas .
Sekitar Pukul 12.30 rombongan SMP Gelora kembali menuju ke sekolah, menjadi pengalaman yang berharga bagi para siswa dan guru setelah melakukan kunjungan dengan harapan menjadi nilai positif untuk kemajuan para siswa dan sekolah.

//KIM Kelurahan Grogol